Senin, 11 Oktober 2010

ARTIKEL ISD 2

DAMPAK TELEVISI DALAM MENGASUH ANAK


Televisi  adalah salah satu media elektronik yang dapat menampilkan gambar dan suara. Pada dasarnya televisi merupakan alat komunikasi yang mempunyai dampak ppositif dan negative. Dampak positifnya banyak acara-acara di televisi yang menampilkan tayangan tentang pendidikan. Sedangkan dampak negatifnya banyak acara televise yang menampilkn tayangan untuk dewasa (sinetron) atau non pendidikan. Pada jaman dahulu televise hanya menampilkan tayangan khusus pendidikan saja sehingga banyak orang tua yang membimbing anaknya belajar dengan menggunakan televisi. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, tayangan di televise tidak hanya tentang pendidikan tetapi lebih banyak menampilkan tayangan sepert film cartoon, acara music, sinetron dan lain-lain. Banyak anak-anak jaman sekarang menonton televisi untuk menyaksikan tayangan-tayangan tersebut di bandingkan belajar. Pada dasarnya itu semua kembali lagi kepada orang tua yang mengasuhnya. Ada beberapa orang tua justru cara  mengasuh anak mereka salah.
Tak heran karena jadwal kesibukan cukup padat, orangtua dewasa ini lebih senang membiarkan anaknya menonton televisi untuk melengkapi kebutuhan edukasi sekaligus hiburan sang anak agar para orangtua dapat memperoleh lebih banyak waktu untuk bekerja dan beristirahat. Dengan banyaknya program acara atau video yang dapat dipilih, tentu tidak sulit untuk membuat anak cepat “diam” karena terpaku menonton acara kesayangannya, sambil berharap bahwa anak mereka akan berkembang dengan sendirinya karena mendapat cukup stimulasi dari acara tersebut.

Akan tetapi, apakah menonton televisi benar-benar dapat efektif membantu meningkatkan perkembangan bicara anak?

dr. Dimitri A. Christakis Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anak 8 – 16 bulan yang menonton video-video “edukasi” tersebut selama 1 jam setiap hari memiliki penurunan 6 – 8 kosa kata dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menonton.

Studi tersebut dilakukan pada 329 anak berusia antara 2 bulan hingga 4 tahun yang masing-masing menggunakan alat perekam digital kecil pada hari-hari tertentu yang dipilih secara acak setiap bulannya selama 2 tahun. Sebuah rompi didesain khusus dengan saku dada tempat menempelkan alat perekam yang akan menangkap setiap kata yang diucapkan maupun didengarkan oleh anak selama periode 12-16 jam. Yang menjadi parameter dalam studi ini antara lain adalah jumlah kata yang diucapkan oleh pendamping anak, vokalisasi anak, dan interaksi verbal anak dalam percakapan (suatu keadaan di mana pendamping memberikan respon vokal terhadap vokalisasi anak, atau sebaliknya, dalam 5 detik).

Ternyata terdapat pengurangan jumlah dan lama vokalisasi anak, serta interaksi dalam percakapan secara bermakna (jumlah kata dapat berkurang sekitar 770 dari 1000 kata yang seharusnya didengar anak dari pendampingnya selama sesi rekaman). Hal ini penting untuk diperhatikan mengingat stimulasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan anak. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin secara bertahap dan terus menerus pada setiap kesempatan.

Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan keterlambatan pada perkembangan anak bahkan gangguan yang menetap. Terkait hal ini, Christakis juga menambahkan dalam studinya bahwa bahasa merupakan komponen penting yang diperlukan untuk perkembangan otak pada awal masa          kanak.

Karena keterlambatan perkembangan bahasa akan membawa sebab keterlambatan pada tingkat atensi dan perkembangan kognitif pada anak selanjutnya.
Saran dari penelitian Bagaimana orang tua harus menyikapi hal ini? Mungkin ada baiknya mendengar saran American Academy of Pediatrics yang mengatakan sebaiknya anak badut (bawah dua tahun) tidak diajak menonton TV. Dengan menonton TV, tentunya anak tidak mendapatkan pengalaman linguistik yang sama seperti ketika berinteraksi langsung dengan orangtua mereka ataupun lingkungan sekitar. Alih-alih aktif bereksperimen, anak justru pasif, asyik menatap layar kaca. Hal ini tentunya berpengaruh pada pengembangan kreativitas anak. Dan dapat menyebabkan anak susah untuk bersosialisasi kepada orang lain.

sumber :http://orbitunik.blogspot.com/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar