Senin, 11 Oktober 2010

ARTIKEL ISD PART 2

BANJIR DAN ISD

Banjir merendam, menggenangi bahkan menenggelamkan ribuan rumah, tempat ibadah, gedung sekolah, pusat bisnis dan pemerintahan, pabrik dan pesawahan, serta jalan berikut alat-alat transportasi seperti mobil dan motor. Kerugian akibat banjir secara materil bisa mencapai puluhan milyar rupiah, belum termasuk kerugian akibat kehilangan produktivitas kerja dan usaha. Banjir melanda ratusan kawasan di Indonesia, bukan hanya sekitar dataran rendag seperti Jabotabek dan Semarang, dataran tinggi seperti Bandung Selatan pun tak luput dari banjir.

Pasca banjir banyak “PR” yang harus diselesaikan, selain memulihkan perekonomian, hal yang perlu segera ditangani adalah pemulihan kondisi psikologis, kesehatan dan lingkungan. Di samping itu, hal yang sangat penting ialah menyangkut manajemen banjir secara keseluruhan, baik sebagai upaya pemulihan berbagai dampak, maupun sebagai langkah antisipasi bencana banjir, termasuk kemungkinan banjir dan cuaca buruk saat ini yang diperkirakan akan mereda bulan Maret 2011.Ada beberapa factor penyebab terjadinya bencana banjir di antaranya :
ü Kurangnya kesadaran manusia akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
ü Banyak penggundulan hutan yang dilakukan untuk kepentingan diri sendiri tanpa memikirkan apa damak ke depannya yang akan terjadi.
ü Banyaknya pembuatan gedung – gedung bertingkat tinggi sehingga air sulit meresap ke dalm tanah.

Sebenarnya bencana banjir yang terjadi ini dapat menimbulkan beberapa dampak yaitu dampak psikologis, sosial, ekonomi, kesehatan maupun lingkungan.
Orang  yang melihat air semakin tinggi dan terus menutup rumahnya hingga ke atap akan menimbulkan ketakutan dan akan terus teringat oleh orang tersebut inilah yang dinamakan dampak psikologis.
 Dampak social misalnya orang tersebut berasal dari kalangan menengah ke atas lalu rumahnya terkena bencana banjir maka mereka harus tinggal di pengungsian, itu yang menyebabkan mereka harus bersosial dengan kehidupan yang biasanya tidak pernah mereka lakukan di tempatnya yang mewah.
Dampak ekonomi misalnya mereka yang harus kehilangan harta bendanya yang tidak sempat atau sulit di amankan pada saat bencana banjir datang.
Penanganan dampak ekonomi banjir, lebih luas lagi ialah dengan menghidupkan kembali berbagai sarana dan prasarana bisnis yang sempat terganggu, terutama sarana transportasi, perdagangan, perbankan, pertanian, industri, dan sebagainya.
Penanganan dampak kesehatan, terutama dengan mengantisipasi kemungkinan munculnya berbagai penyakit seperti demam berdarah, kulit, infeksi saluran pernafasan, diare, dan sebagainya. Baik posko kesehatan, klinik kesehatan dan rumah sakit perlu disiap-siagakan secara penuh.
Penanganan dampak lingkungan, mulai dari lingkungan RT, RW, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota maupun yang terkait dengan daerah lain. Dalam hal ini Pemkot atau Pemkab perlu berkoordinasi dan duduk bersama dalam upaya mengatasi persoalan banjir. Pada dasarnya banjir terjadi karena curah hujan di atas normal, sehingga saluran penampung air terlampaui kapasitasnya, terjadilah luapan. Adanya banjir kiriman dari daerah aliran sungai di bagian hulu, menyebabkan luapan itu semakin besar.


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar