Minggu, 16 Oktober 2011

KONFLIK ANTAR KELOMPOK DAN SOLUSINYA

NURUL HUMAIRA
2KA24
15110216
TEORI ORGANISASI UMUM
(KONFLIK ANTAR KELOMPOK)

PENDAHULUAN
MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL. Kata-kata itu pasti sudah sering sekali kita dengar. Benar memang adanya bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri karena manusia memang diciptakan untuk hidup saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Misalnya dalam kehidupan bermasyarakat kita pasti saling bekerja sama dan tolong menolong dalam kerja bakti tidak mungkin jika kita membersihkan lingkungan hanya seorang diri tanpa bantuan orang lain. Hidup bersosialisasi dimanapun kita berada itu sangatlah penting. Namun dalam bersosialisasi juga kita harus berhati-hati, jika sedang bersosialisasi anda salah mengucapkan kata-kata, ada sebagian orang yang tidak suka dan hal ini akan menimbulkan konflik.

TEORI
hubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun dan menyebabkan konflik. Setiap makhluk social pasti memiliki konflik baik dengan diri sendiri, antar individu, antar kelompok bahkan antar organisasi ataupun sesama masyarakat. Konflik itu sendiri secara sosiologis diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Saya akan membahas tentang konflik yang sering terjadi pada bagian-bagian suatu restaurant. Pada umumnya sebuah restaurant mempunyai bagian yang utama yaitu bagian memasak atau yang sering disebut cook dan bagian pelayanan tamu yang sering disebut waiter. Setiap restaurant pasti memiliki standard dan target dalam menjalankan suatu operasionalnya. Dalam restaurant yang akan saya bahas ini mempunyai standart agar setiap makanan yang dipesan oleh tamu atau customer, cepat di masak oleh chef dan di sajikan dalam keadaan masih panas oleh waiter kepada customer. Tetapi dalam kenyataannya standar yang ada itu tidak dapat berjalan dengan mulus dan lancar. Konflik yang sering dipermasalahkan dan sering membuat adu mulut karena waiter atau chef yang menjalankan tugasnya tidak cekatan.

PEMBAHASAN
Contoh kesalahan yang sering dialami oleh waiter dan chef ini misalnya :
1. Waiter menghadapi banyak pelanggan yang datang dengan pesanan yang banyak pula sehingga terkadang mereka lupa untuk memasukkan daftar pesanan pelanggan ke dalam computer yang akan tercetak pada bagian memasak.
2. Chef menginginkan masakan yang telah dimasak segera dibawa ke meja pelanggan oleh waiter sedangkan waiter sedang sibuk melayani pelanggan yang lain. Hal ini membuat bagian memasak marah karena masakan yang telah mereka buat tidak panas lagi ketika sampai di meja customer.
3. Pesanan yang telah di masukkan ke daftar pesanan pelanggan oleh waiter terkadang tidak dibuatkan oleh bagian memasak karena banyaknya pesanan yang masuk sehingga salah satu pesanan ada yang terlewatkan sehingga membuat pelanggan marah kepada waiter.
4. Ada beberapa pelanggan yang senang atas pelayanan waiter sehingga pelanggan memberikan uang TIP untuk waiternya. Hal ini pun membuat para bagian memasak iri.
Konflik yang terjadi pada dua bagian terpenting di restaurant ini sebenarnya dapat diselesaikan sehingga mereka dapat memenuhi standard dan target yang diminta oleh restaurant tersebut.

Solusi dari konflik dalam restaurant ini sangatlah simple, solusinya antara lain :
• Para karyawan lebih cekatan lagi dan lebih teliti dalam bekerja untuk konflik 1, 2 dan 3.
• Dalam konflik 3 sebenarnya yang membuat konflik ini terjadi karena waiter yang kena marah oleh pelanggan sedangkan yang salah adalah chef nya. Hal ini membuat waiter kesal dan ia meminta pesanan yang telah di pesan oleh pelanggan kepada bagian memasak dengan cara marah, teriak ataupun kasar. Seharusnya dalam konflik ini bagian pelayanan atau waiter meminta pesanan nya tadi kepada chef dengan cara halus, baik dan sopan sehingga tidak membuat bagian memasak nya pun ikut kesal.
• Adanya komunikasi yang baik antara bagian memasak dengan bagian pelayanan misalnya : dalam konflik 4 sebenarnya kecemburuan social ini dapat diselesaikan dengan adanya komunikasi yang baik. Misalnya bagian memasak dan bagian pelayanan menentukan bersama dan membicarakan bahwa jika setiap pelanggan yang memberikan uang tip haruslah di tabung dalam sebuah box yang nantinya setiap tahun akan dibagikan secara rata kepada semua karyawan yang ada di restaurant tersebut.
Sumber :
http://www.crayonpedia.org/mw/BAB12._BENTUK-BENTUK_HUBUNGAN_SOSIAL_DAN_PRANATA_SOSIAL_DALAM_KEHIDUPAN_MASYARAKAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar